Jenazah Abadi Santa Bernadette


Santa Bernadette lahir 7 Januari 1844 dan meninggal 16 April 1879 pada usia 35 tahun. Setelah kematiannya, jenazah St. Bernadette tidak membusuk. Kini meskipun telah melewati masa 139 tahun jenasah beliau tetap masih segar bagaikan sedang tidur saja. Jenasahnya disemayamkan di Kapel Biara St. Gildard di Nevers, Perancis.

Tanggal 22 September 1909 menjadi saksi sejarah dimana untuk pertama kalinya dilakukan pengangkatan jenazah Santa Bernadette Soubirous yang masih tetap utuh, seolah tubuhnya baru dimakamkan kemarin hari, fisiknya juga masih cantik sempurna, tidak ada tanda-tanda kerusakan, masih segar dan tak tercium bau busuk. Betapa terkejutnya semua yang hadir menyaksikan jenazah Santa Bernadette Soubirous itu masih tetap utuh dan segar, sama persis keadaannya ketika ia baru meninggal dunia.

Dokter Jourdan selaku dokter ahli bedah mengamat-ngamati jenazah yang menakjubkan itu. Ia melihat jelas seluruh gigi dalam mulut masih dalam keadaan sempurna, begitupun dengan organ tubuh dalam dan kuku-kuku ditangannya. Jika melihatnya sekilas ia seperti masih hidup, karena galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah masih tampak jelas. Setelah proses identifikasi jenazah selesai, para biarawati kemudian membasuh tubuh Bernadette dan memakaikan jubah baru. Berlapiskan kain sutera putih di peti makam, jenazah Bernadette dikuburkan kembali. Namun pengangkatan jenazah ini bukanlah untuk yang pertama dan terakhir kalinya.



Di bulan Agustus 1913, Paus Pius X memerintahkan penyelidikan untuk kanonisasi atas Bernadette dan itu mengartikan bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari kubur. Rencana ini sempat tertunda akibat pecahnya perang dunia pertama hingga proses penggalian baru terlaksana di bulan April 1919. Proses identifikasi jenazah masih berlangsung dengan cara yang sama, tapi lagi-lagi keanehan terjadi. Jenazah Bernadette Soubirous masih tetap utuh tanpa mengalami kerusakan sedikit pun.
Di bulan November 1923, Paus memaklumkan keotentikan ‘keistimewaan’ pada Santa Bernadette Soubirous hingga proses beatifikasi (pengangkatan sebagai santa atau orang suci) dapat dimulai dan makam mau tak mau harus digali untuk ketiga kalinya, lagi-lagi jasadnya masih utuh sempurna.

Di bulan April tahun 1925, dilakukan penggalian makam Santa Bernadette Soubirous untuk ke empat kalinya. Melibatkan Dr Talon sebagai Dokter ahli bedah untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette. Betapa takjubnya ia melihat keutuhan anatomi jasad Santa Bernadette Soubirous yang begitu sempurna dari rangka serta keseluruhan otot-otot tubuh, padahal ia sudah wafat selama lebih dari 46 tahun.

Wajahnya yang masih tetap cantik dan segar seakan mengartikan kalau beliau masih ‘hidup’ dan hanya sedang tertidur saja. Atas fakta ini Dr Talon membuat laporan dalam jurnal kedokteran, bahwa ini fenomena aneh yang tak dapat dijelaskan oleh sains maupun medis. Sebagai Dokter ahli bedah tentu dia dapat membedakan jenazah yang memakai bahan pengawet atau tidaknya seperti pada proses mumifikasi tubuh manusia.

Tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI mengumumkan bahwa Bernadette Soubirous telah dibeatifikasi dengan gelar Beata. Dan jenazahnya boleh dipertontonkan dan diberikan penghormatan oleh umat Katolik dari seluruh penjuru dunia. Di peti makam yang terbuat dari perak dan kristal inilah jenazah Santa Bernadette Soubirous disemayamkan. Bulan Agustus tahun 1925 tempat untuk umat melakukan ziarah ke makam Santa Bernadette dipindahkan ke bagian kapel utama biara sampai dengan hari ini dimana jenazah abadinya yang masih tetap utuh tidak pernah dipindahkan lagi.

Bagaimana mungkin sebuah jasad yang telah meninggal selama 139 tahun tidak mengalami proses pembusukan sama sekali? Mungkinkah roh-roh alam membantu menjaga dan merawat jasad tersebut sebagai bentuk penghormatan dan pelayanan kepadanya? Mungkinkah juga vibrasi dan akumulasi energi tinggi dan halus yang dikumpulkannya semasa hidupnya membuat sel-sel tubuhnya tetap awet dan tidak mengalami pembusukan? Mungkinkah berkat dan keajaiban Tuhan sengaja ditunjukkan melalui beliau untuk menyadarkan umat-Nya?

Saya benar-benar tidak tahu. Yang jelas ada banyak sekali hal dan misteri di dunia ini yang tidak atau belum kita ketahui. Itulah sebabnya kita tidak perlu bersikap sok tahu, sok benar dan sok suci sendiri karena sesungguhnya orang seperti itu hanya mempertontonkan kebodohannya sendiri.

Fenomena “jasad yang tak membusuk” juga bisa ditemui di kalangan muslim dan kejawen (termasuk Guru saya sendiri), tentunya dengan tingkat dan variasi yang berbeda-beda yang menunjukkan bahwa Supernatural Powers itu bekerja pada semua manusia tanpa membedakan agamanya.

Muhammad Zazuli

Comments

Popular posts from this blog

Ulelean pare " banne liling sola banne oki' "

Adat dan Budaya: Asal Nama Toraja dan Sistem Kepercayaan Dalam Masyarakat Toraja